MATARAM – Sepasang pengantin di bawah umur menjadi sorotan setelah video nyongkolan mereka tersebar luas di Facebook dan platform medsos lain.
Dalam video itu, pengantin wanita terlihat joget dengan semangat, sementara sang pria tampak kikuk. Aksi keduanya langsung banjir komentar dan menjadi bahan yang memuat netizen.
Bukan hanya karena gaya joget yang nyentrik, tapi karena usia mereka yang masih sangat muda.
Pengantin viral itu berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), disebut-sebut bernama Rendi (16 tahun, kelas 1 SMK) dan Yulia (15 tahun, kelas 2 SMP). Keduanya sudah sah menikah, namun usia yang masih di bawah umur membuat masyarakat terbelah. Ada yang gemas, ada yang prihatin.
Komentar warganet pun terbelah. Sebagian menyebut tingkah laku keduanya “gokil dan menggemaskan”, sementara sebagian lainnya menonjolkan aspek hukum dan dampak sosial pernikahan dini.
“Jangan bilang dia kurang waras. Pas diwawancarai konten kreator, dia jawabnya baik banget. Suaranya lembut, khas anak sebayanya,” komentar akun Ihsana Fitrah di Facebook, membela pengantin wanita yang sempat dianggap aneh di video lainnya.
Pengantin viral Lombok ini menjadi simbol polemik baru: antara adat nyongkolan dan realita hukum. Netizen bertanya-tanya, apakah budaya bisa jadi alasan untuk melegalkan pernikahan di bawah umur? Apalagi UU Perkawinan jelas mengatur batas usia minimal 19 tahun untuk menikah.
Video joget pengantin di bawah umur ini menjadi bahan sorotan besar, bukan hanya karena aksi lucunya, tapi juga karena mengangkat lagi isu klasik: pernikahan dini di Lombok yang sering berulang.
Belum ada klarifikasi dari pihak resmi. Tapi satu hal pasti: pengantin viral Lombok ini sudah menarik sorotan nasional.
